Apa
Itu Surga?
# Pengertian Surga
Surga, dalam Al-Qur’an disebut
dengan jannah (dalam bentuk mufrad atau tunggal) dan jannat (dalam bentuk
jamak), yang secara bahasa berarti kebun atau taman. Yang dimaksud dengan surga
ialah sebuah tempat di kehidupan akhirat yang begitu indah dan memesona.
Dalam sebuah hadits Qudsi
“Allah berfirman, ‘Aku telah
menyediakan bagi hamba – hamba-Ku yang saleh sesuatu (surga) yang belum pernah
terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terlintas dalam benak
manusia’.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bukan hanya indah dan memesona,
surga juga sangat luas.
“Dan bersegeralah kamu mencari
ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi
yang disediakan bagi orang yang bertakwa.” (QS. Ali-Imran: 133)
Penghuni surga memperoleh apa saja
yang diinginkannya. Segalakenikmatan ada disana.
“Sesungguhnya penghuni surga pada hari
itu bersenang – senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan pasangan –
pasangannya berada di tempat – tempat yang teduh, bersandar di atas dipan –
dipan. Di surga itu mereka memperoleh buah – buahan dan memperoleh apa saja
yang mereka inginkan.” (QS. Yasin : 55 – 57)
# Tingkatan Surga
Ada
surga tingkatan para nabi, para aulia, shiddiqin, syuhada, shalihin, dan
seterusnya.
QS.
Al-Ghasyiah: 10
QS.
Al-Ankabut: 58 – 59
QS.
Ar – Rahman: 62
# Nama – nama Surga
1.
Surga Firdaus (QS. Al –
Kahfi: 107 – 108)
2.
Surga ‘Adn (QS. Al –
Bayyinah: 7 – 8)
3.
Surga Na’im (QS.
Luqman: 3 – 9)
4.
Surga Ma’wa (QS. As –
Sajdah: 19)
5.
Surga Darussalam (QS.
Al – An’am: 126 – 127)
6.
Surga Maqamul Amin (QS.
Ad – Dukhan: 51 – 54)
7.
Surga Khuld (QS. Al –
Furqon: 15)
Siapakah Wanita Dambaan Surga???
Hanya wanita –
wanita yang memiliki karakter istimewa yang menjadi dambaan surga. Surga sangat
merindukan sosoknya. Karena ia memiliki kepribadian mulia yang membedakannya
dengan wanita lain. Dialah wanita salehah. Ia akan menjadi bidadari bermata
indah di surga.
Karakteristik Wanita Solehah
-
Mendirikan
Shalat
Wanita
salehah meyakini dan menyadari bahwa shalat adalah ibadah yang istimewa. Shalat
merupakan ibadah yang harus ditunaikan di mana pun dan kapan saja, tidak bisa
ditinggalkan dalam kondisi apa pun. Karena itu, wanita salehah senantiasa
menjaga shalatnya. Ia tidak suka menunda – nunda shalat jika telah tiba
waktunya. Karena hal itu temasuk melalaikan shalat dan diancam oleh Allah SWT
dalam Qur’an Surah Al-Ma’un: 4 – 5.
Wanita
salehah tidak hanya sekedar mengerjakan shalat, tetapi juga mendirikan shalat.
Mengerjakan shalat berarti sebatas melaksanakan shalat, sementara nilai – nilai
yang terkandung dalam shalat tidak diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari.
Sedangkan, mendirikan shalat berarti melaksanakan shalat dan mengaplikasikan
nilai – nilai yang terkandung dalam shalat dalam kehidupan sehari – hari.
-
Membayar
Zakat (Harta)
Selain
mendirikan shalat, wanita salehah juga akan membayar zakat dari harta yang
dimilikinya jika hartanya itu telah memenuhi syarat wajib zakat.
(QS.
Al-Baqarah: 43, 227)
(QS.
At – Taubah: 103)
-
Berpuasa
-
Menutup
Aurat
Rasulullah
saw mengingatkan,
“Perempuan
itu aurat. Apabila keluar rumah, apabila ia keluar rumah, maka berdirilah setan
kepadanya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
“ada
dua golongan ahli neraka yang belum pernah saya lihat. Pertama, kaum yang membawa
cambuk seperti ekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang (yakni para
penguasa yang zalim). Kedua, perempuan yang berpakaian tapi telanjang, yang
berbuat maksiat dan menarik orang lain untuk berbuat maksiat. Rambutnya sebesar
pungguk unta. Mereka tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan mencium
wanginya. Padahal, wangi surga itu tercium sejauh perjalan yang amat panjang.”
(HR. Muslim)
Oleh
karena itu, wanita salehah senantiasa menutupi tubuhnya dengan pakaian dan
jilbab yang sesuai dengan tuntunan Al – Qur’an dan Hadis, yaitu sebagai
berikut.
1) Menutup
seluruh tubuh selain yang dikecualikan
Aurat wanita adalah seluruh
tubuhnya kecuali muka dan kedua telapak dan punggung tangan.
(QS. Al – Ahzab: 59)
(QS. An – Nur: 31)
2) Bukan
berfungsi sebagai perhiasan
3) Kainnya
harus tebal, tidak transparan
“Sesungguhnya Asma binti Abu Bakar
masuk ke rumah Rasulullah dengan mengenakan pakaian yang tipis, maka Rasulullah
berpaling darinya, lalu beliau bersabda, ‘Wahai Asma, sesungguhnya wanita yang
telah baligh (haid) tidak diperkenankan untuk dilihat dirinya kecuali ini dan
ini dengan mengisyaratkan (menunjuk) pada wajah dan telapak tangannya.” (HR.
Abu Dawud)
4) Longgar,
tidak ketat sehingga tidak menggambarkan lekuk tubuh
5) Tidak
diberi wewangian atau parfum
“Siapa pun perempuan yang memakai
wewangian. Lalu, ia melewati kaum laki – laki agar menghirup wanginya, maka ia
telah berzina (zina indra penciuman), begitu pula setiap mata yang
memandangnya.” (HR. Tirmidzi)
Namun, Islam agama yang arif dan
bijaksana. Bagi wanita yang memiliki masalah bau badan, diperbolehkan
mengenakan wewangian sekadar untuk menghilangkan bau badan tersebut agar tidak
mengganggu orang disekitarnya.
6) Tidak
menyerupai pakaian laki – laki
“Rasulullah melaknat laki – laki
yang menyerupai pakaian wanita dan wanita yang menyerupai pakaian laki – laki.”
(HR. Abu Dawud)
7) Bukan
pakaian untuk mencari popularitas
Libas syuhrah (pakaian untuk
mencari popularitas) adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan untuk
memperoleh popularitas (gengsi) di tengah – tengah orang banyak, baik pakaian
tersebut bernilai mahal yang digunakan untuk pamer, maupun pakaian itu bernilai
rendah yang digunakan untuk menunjukkan kezuhudan (tidak tamak terhadap dunia)
dengan niat riya’
“Barang siapa mengenakan pakaian
syuhrah (pakaian untuk mencari popularitas) di dunia, niscaya Allah akan
mengenakan pakaian kehinaan pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api
neraka.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
-
Menjaga
Pergaulan
Cara
Islam mengatur hubungan antara wanita dan pria dalam pergaulah:
1) Menjaga
pandangan (QS. An – Nur : 30 – 31)
2) Larangan
berdua – duaan dengan yang bukan mahram.
Mahram
adalah orang – orang (laki – laki atau perempuan) yang haram dinikahi selama –
lamanya seperti bapak dan ibu, kakak dan adik kandung, atau paman dan bibi.
Sedangkan, pria atau wanita bukan mahram adalah setiap pria atau wanita yang
boleh dinikahi secara mutlak sekalipun masih kerabat, seperti saudara sepupu.
“Siapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia berdua – duaan dengan
wanita yang tidak didampingi mahramnya, sebab jika demikian setanlah yang
menjadi pihak ketiga.” (HR. Ahmad)
-
Menjaga
Lisan
Wanita
salehah sadar betul bahwa kemuliaannya terletak pada kemampuannya menjaga
lisannya. Ia juga senantiasa menghindarkan dirinya dari sifat – sifat tercela
yang bersumber dari lisan. Sifat tercela tersebut:
1) Dusta
Rasulullah saw., telah
memberitahukan kepada para sahabat tentang dosa besar, diantaranya ialah
perkataan dusta, sebab dusta merupakan sumber segala kesalahan. Orang berdusta
akan terus berdusta untuk menutupi kebohongan – kebohongannya agar tidak
terbongkar, begitu seterusnya.
“Tanda – tanda orang munafik itu
ada tiga; apabila berkata selalu berdusta, apabila berjanji selalu tidak
ditepati, dan apabila dipercaya selalu khianat.” (HR. Bukhari – Muslim)
Qs. An – Nahl: 105
2) Mengejek
dan mengolok - olok
QS. Al – Hujurat : 11)
QS. Al – Ahzab: 70
“Sudah cukup kejelekan ada pada
seseorang bila ia menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim terhadap
muslim lainnya haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (HR. Muslim)
3) Namimah
(fitnah atau mengadu domba)
Namimah adalah menyebarluaskan
perkataan atau berita yang dapat mengadu domba diantara manusia yang tujuannya
untuk merusak dan memutuskan tali persaudaraan mereka.
“Seburuk – buruk hamba Allah adalah
orang yang berjalan ke sana kemari dengan mengadu domba, memecah belah antara
kekasih, yang menginginkan kebinasaan pada orang – orang yang tidak bersalah
padanya.” (HR. Ahmad)
4) Ghibah
Rasulullah saw., telah menjelaskan
makna ghibah dalam sabdanya berikut ini, “Tahukah kamu apakah ghibah itu?” Para
sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda,
“Engkau menyebut – nyebut tentang saudaramu apa yang tidak disukainya.” Ada
yang bertanya,”Bagaimana bila apa yang kukatakan benar terjadi pada saudaraku
(orang tersebut)?” Beliau bersabda, “Apabila yang kamu katakan benar terjadi
pada dirinya, maka kamu telah berbuat ghibah kepadanya. Dan, apabila apa yang
kamu katakan tidak terjadi pada dirinya, maka kamu telah membuat kebohongan
pada dirinya.” (HR. Muslim)
-
Memiliki
Sifat Malu
“Sesungguhnya
malu itu sebagian dari iman.” (HR. Bukhari dan Muslim)
QS.
Al – Furqon: 43 – 44
-
Berbakti
pada orang tua
QS.
Al – Isra: 23 – 24
QS.
Lukman: 14 – 15
-
Berbakti
pada suami
Kewajiban
istri terhadap suami
1) Menaaati
suami
“Jika seorang wanita melaksanakan
shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya, dan
menaati suaminya, maka akan dikatakan kepadanya, ‘Masuklah ke dalam surga dari
pintu mana yang kamu kehendaki.” (HR. Thabrani dan Ibnu Majah)
2) Tinggal
di tempat suami
QS. Ath – Thalaq: 6
3) Menjaga
harta suami
“Sebaik – baik wanita ialah bila
engkau pandang, dia menyenangkan; bila engkau perintah, dia menaati; dan bila
engkau tidak ada, dia menjaga hartamu dan kehormatannya.” (HR. Nasa’i)
4) Berterima
kasih dan berdoa untuk suami
“Allah tidak akan memperhatikan
wanita yang tidak mau berterima kasih kepada suaminya, sementara dia masih
membutuhkannya.” (HR. Hakim)
5) Mengelola
rumah tangga dengan baik
Seorang istri adalah pemimpin di
rumah suaminya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
6) Menyenangkan
perasaan suami
7) Berdandan
untuk suami
8) Tidak
membuka rahasia suami
“Sesungguhnya seburuk – buruk derajat
manusia di sisi Allah pada hari kiamat adalah laki – laki yang menyebarluaskan
aib istrinya dan istri yang membuka aib suaminya, lalu masing – masing
membeberkan aib pasangannya.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)
Peran Wanita Salehah
Ada tiga peran
besar yang harus dapat dijalankan dengan baik oleh setiap wanita muslim.
1)
Pendidik Utama
Wanita
adalah pembangun sebuah masyarakat kecil yang bernama keluarga. Baik atau
buruknya kepribadian seseorang banyak bergantung pada didikan ibunya karena
iblah yang menyemaikan karakter baik atau buruk di antara putra – putrinya.
2)
Pendamping Hidup
Salah
satu ciri wanita yang kurang kuat imannya adalah kesukaannya bermegah –
megahan. Sifat demikian itu dapat mengguncangkan fondasi keluarga dan
menjerumuskan suami pada perbuatan yang melanggar ajaran agama, seperti
mencuri, menipu, dan korupsi guna memenuhi tuntutan istrinya.
Wanita
salehah tidak akan menuntut yang macam – macam dari suaminya. Ia menyesuaikan
keinginan – keinginannya dengan kemampuan suaminya. Hal ini akan menimbulkan
keseimbangan dalam keuangan keluarga dan pada gilirannya akan menimbulkan
keseimbangan perekonomian masyarakat dan negara.
Wanita
salehah akan mampu memerankan dirinya sebagai pendamping yang baik bagi
suaminya.
3)
Tiang Negara
Wanita
yang tidak dapat menjalankan perannya sebagai pendidik utama dan pendamping
hidup yang baik, berarti ia juga telah gagal menjalankan perannya sebagai tiang
negara. Bahkan sebaliknya secara tidak langsung ia telah meruntuhkan negaranya.
Imam
syafi’i berhasil menjadi salah satu imam mahzab fikih, yang sampai sekarang
banyak diikuti oleh mayoritas umat Islam Indonesia dan umat Islam lainnya,
karena bimbingan dan didikan ibunya. Begitu juga dengan Syaikh Abdul Qadir Al –
Jailani sukses mencapai derajat wali qutub karena didikan ibundanya yang juga
bernama Fathimah.
Rumah
tangga akan kokoh jika di dalamnya ada bidadari, yaitu seorang wanita salehah
yang telaten mendampingi suaminya dan mendidik putra – putrinya dengan akhlakul
karimah (akhlak terpuji).
Nikmat dan Karunia bagi Penghuni Surga
QS. Al – Fajr:
27 – 30
QS. Yanin: 58
-
Kebun, Tanaman dan Buah
– buahan di Surga
QS. Ar – Rahman: 48, 54, 68
QS. Al – Waqiah: 28 – 29, 32 – 33
-
Gedung dan Istana di
Surga
QS. Al – Furqon: 10
QS. Al – Insan: 20
-
Pasar di Surga
“Anas ra., meriwayatkan bahwa
Rasulullah saw., bersabda, ‘Sesungguhnya di surga ada pasar yang didatangi oleh
para penghuni surga setiap hari jum’at. Maka, setiap angin selatan mengenai
wajah dan pakaian mereka, tiba – tiba mereka berubah bertambah rupawan,
sehingga ketika mereka kembali ke tempatnya disambut oleh keluarganya dan
dikatakan, ‘Demi Allah, kamu bertambah rupawan.’ Jawab mereka, ‘Demi Allah,
kamu juga bertambah anggun dan cantik.’” (HR. Muslim)
-
Dipan, Bantal, Kasur,
dan Permadani di Surga
QS. Al – Waqi’ah: 15, 34
QS. Ath – Thur: 20
QS. Al – Ghasyiah: 15 – 16
-
Piala, Gelas, Cerek,
dan Piring di Surga
QS. Az – Zukhruf: 71
QS. Al – Waqi’ah: 18
QS. Al – Insan: 15 – 16
-
Sungai – Sungai di
Surga
QS. Muhammad: 15
QS. Ali – Imran: 136
QS. Al – Baqarah: 25
“Di dalam surga terdapat satu
sungai yang bernama Rajab, airnya bersih, lebih putih daripada susu, dan
rasanya lebih manis daripada madu. Siapa yang puasa satu hari di bulan Rajab,
maka Allah akan memberikan minuman dari sungai itu. (HR. Bukhari dan Muslim)
-
Pakaian dan Perhiasan
Penghuni Surga
QS. Al – Insan: 21
QS. Al – Kahfi: 31
QS. Fathir: 33
-
Makanan dan Minuman
Penghuni Surga
QS. Ath – Thur: 22
QS. Al – Waqi’ah: 21
QS. Al – Insan: 17 – 18
QS. Ash – Shaffat: 45 – 47
-
Bidadari – Bidadari di
Surga
QS. Ar – Rahman: 56 – 58, 70
QS. Al – Waqi’ah: 35 – 37, 22 – 23
-
Pasangan Para Penghuni
Surga
QS. Ali – Imran: 15
QS. Al – Baqarah: 25
QS. Yasin: 56
-
Keluarga Penghuni Surga
QS. Ath – Thur: 21
-
Nikmat Teragung
Kemenangan dan kebahagiaan terbesar
bagi para penghuni surga adalah berjumpa dengan Tuhannya.
QS. Al – Qiyamah: 22 – 23
“Jarir bin Abdullah berkata,’Kami
bersama Rasulullah saw., lalu beliau melihat bulan purnama, belaiu bersabda,
‘Kamu akan melihat Tuhan kamu, sebagaimana kamu melihat bulan itu, tidak silau
dan tidak pula keliru.’” (HR. Bukhari dan Muslim)
No comments:
Post a Comment