“sesungguhnya amalan
tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapat balasan amal sesuai dengan
niatnya. Barang siapa berhijrah hanya kepada Allah dan Rasu-Nya, maka hijrahnya
itu menuju Allah dan rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ia
harapkan atau karena wanita yang ia nikahi, maka hijrahnya itu menuju yang ia
niatkan”
(HR Bukhari dan Muslim)
Perbedaan dalam
Kesamaan
Dua orang sedang melaksanakan sholat. Gerakan dan bacaannya
sama, di mesjid yang sama, dengan imam yang sama, khusyuknya (tampak dari luar)
sama. Namun pahalanya bisa berbeda. Apa penyebabnya? Yang pertama shalat untuk
mendapat ridh Allah, dan yang kedua karena ada calon mertua di belakangnya.
Inilah yang membedakan orang yang beraktivitas sama, namun
dengan niat yang berbeda. Allah menyampaikan innamal a’malu bi aniyat. Amal itu bergantung pada niatnya.
Perbuatan baik bisa saja menjadi tidak baik karena niat yang tidak baik atau
tidak benar.
Seorang petani pasti tahu bahwa ketika menanam padi pasti ada
rumput yang tumbuh. Petani juga tau seandainya dia menanam rumput, tidak akan
pernah tumbuh padi. kebaikan itu sulit, penuh godaan, penuh tantangan. Sesuatu
yang baik, agar menjadi baik hasilnya, jangan dicampur dengan sesuatu yng
buruk. Sesuatu yang buruk tidak mungkin menjadi baik hanya dengan niat yang
baik. Selain niat, Allah tetap memperhitungkan cara, contohnya Allah
menciptakan otak, dan sebagai pelaksana dari kerja otak Allah menciptakan
tangan, kaki, mulut, telinga, dan anggota tubuh yang lain.
Apakah anda melihat persamaan pada Sulaiman a.s dan Qarun?
Ya, mereka raja dan penguasa sama-sama manusia yang dianugrahi kekayaan sangat
banyak oleh Allah. Namun mereka sangat berbeda dalam sudut pandang. Nabi
Sulaiman melihat kekayaan sebagai amanat dari Allah, sehingga ia
membelanjakannya untuk kesejahteraan rakyat. Sedangkan Qarun, ia menganggap
kekayaannya itu didapat dari tangannya sendiri. Ia pun menumpuk-numpuk harta,
tidak membelanjakannya untuk masyarakat.
Itulah contoh sudut pandang yang berbeda. Dan perbedaan sudut
pandang tersebut menjadi niat yang dilakukan berbeda. Niat yang berbeda akan
membuahkan perbuatan yang berbeda pula. Kalaupun sama itu hanya tampak pada
permukaan saja, sedangkan maksud dan tujuan didalam dada tetaplah berbeda.
Niat adalah hal prinsipil yang harus dipegang oleh setiap
orang yang beriman. Sebab niat akan berimbas pada kondisi, keadaan, aktivitas,
penanganan, aksi dan hasil yang berbeda-beda. Niat untuk mendapat ridho Allah
adalah niat terbaik dan akan menyebabkan segala sesuatunya menjadi baik, baik
ketika mengerjakan dan baik hasil yang mendapatkan.
Niat Lurus , Meluruskan
Jalan
Indahnya ajaran islam
adalah dalam setiap aktivitas kita diperintahkan untuk mengawalinya dengan niat
dan berdoa. Tujuannya agar semua aktifitas berjalan dengan benar, sesuai dengan
relnya. Benar dan lurus dalam niat akan meluruskan dan memudahkan jalan.
Meskipun ada hambatan, niat itu akan menguatkan kita untuk menerjangnya. Jika
ada lawan, niat itu akan menjadikan kita kuat mengalahkannya. Jika ada
rintangan, niat itu akan memampukan kita melawannya.
Niat melakukan sesuatu hanya untuk Allah adalah niat lurus
itu. Bermaksud mendapatkan hasil yang besar dengan meniatkan dan bersandar pada
Yang Mahabesar. Menginginkan prestasi tinggi dengan berbakti pada Yang Mahatinggi.
Berhasrat menjadi kuat dengan meminta
pada Yang Mahakuat. Meniatkan hanya untuk Allah, Dia yang memiliki dan
menguasai alam akan memberikan kuasa-Nya terhadap apa yang kita minta, terhadap
apa yang kita niatkan untuk-Nya. Kita akan dimudahkan karena kita meminta
kepada yang membuat persoalan dan yang memiliki jalan menyelesaikan persoalan.
Merasakan berat itu adalah ujian
Sukses Plus
Plus (+) menunjukan nilai tambah. Plus mengandung sesuatu
yang membedakannya dengan yang lain, perbedaan yang lebih baik. Plus artinya
disini adalah kebahagian. Kita mendapatkan sukses sekaligus bahagia.
Sukses berkaitan dengan pencapaian, orang dikatakan sukses
ketika dia menginginkan dan mendapatkan keinginannya itu.bukan dikatakan sukses
jika seseorang tidak menginginkan sesuatu, tapi tiba-tiba dia mendapatkannya.
Ini hanya kebetulan bukan kesuksesan.
Kesuksesan memiliki kriteria yang jelas, yaitu pencapaian.
Namun, sekali lagi kesuksesan bukan jaminan untuk membuatseseorang bahagia.
Bahagia lebih sulit untuk digambarkan karena bahagia berkaitan dengan perasaan.
Orang yang tidak sujses pun bisa merasakan bahagia apabila (seperti yang
diajarkan islam) ia bersabar dengan keadaannya. Orang sukses akan bahagia pula
ketika ia bersyukur.
No comments:
Post a Comment