Tarbiyah
Dzatiyah
Penulis
: Abdullah bin Abdul Aziz Al-Aidan
Tarbiyah Dzatiyah ialah sejumlah sarana Tarbiyah (pembinaan), yang
diberikan orang Muslim, atau Muslimah, kepada dirinya, untuk membentuk
kepribadian islami yang sempurna diseluruh sisinya ; ilmiah, iman, akhlak,
social, dan lain sebagainya, dan naik tinggi ketingkatan kesempurnaan sebagai
manusia. Atau dengan kata lain, Tarbiyah Dzatiyah ialah Tarbiyah seseorang
terhadap diri sendiri dengan dirinya sendiri. Adapun urgensi Tarbiyah Dzatiyah
yaitu :
1. Menjaga diri mesti didahulukan daripada menjaga orang lain.
2. Jika anda tidak mentarbiyah (membina) diri anda, siapa lagi yang
mentarbiyah anda ?
3. Hisab kelak bersifa individual.
4. Tarbiyah Dzatiyah lebih mampu mengadakan perubahan.
5. Tarbiyah Dzatiyah adalah sarana tsabat (tegar) dan istiqomah.
6. Sarana dakwah yang paling kuat.
7. Cara yang benar dalam memperbaiki realitas yang ada.
8. Tarbiyah Dzatiyah isitimewa.
Namun tidak semua orang mau untuk mengamalkan Tarbiyah Dzatiyah, hal
ini dikarenak oleh beberapa faktor, diantaranya :
1. Minimnya ilmu
2. Ketidakjelasan sasaran dan tujuan
3. Lengket dengan dunia
4. Pemahaman yang salah tentang Tarbiyah
5. Minimnya basis Tarbiyah
6. Langkanya murabbi (Pembina)
7. Perasaaan akan panjangnya angan-angan
Sarana-sarana Tarbiyah Dzatiyah
Sarana pertama : Muhasabah
Muhasabah yaitu mengevaluasi terhadap diri atas kebaikan dan
keburukan yang telah dikerjakan, menneliti kebaikan dan keburukan yang
dimiliki, agar tidak terperanjat kaget dengan sesuatu yang tidak pernah
dibayangkan sebelumnya pada hari kiamat.
Di dalam Al-Qur’an, Allah berfirman yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat).” (Al-Hasyr :18)
Dari ayat tersebut dapat kita simpulkan bahwa, melakukan Muhasabah
sangat penting.
Sarana kedua : Taubat dari segala dosa
Setelah seseorang melakukan Muhasabah, tahu dosa dan pelanggarannya,
maka langkah selanjutnya ialah melakuakan pembersihan sebelum pengisian.
Caranya dengan bertaubat dari segala maksiat, aib, dan ketidaksempurnaan dari
aspek pemikiran, amal, akhlak, dan lain sebgainya.
Sarana ketiga : Mencari ilmu dab memperluas wawasan
Mencari ilmu dan memperluas cakrawala merupakan unsur penting dalam
Tarbiyah Dzatiyah karena bagaimana seseorang dapat men-Tarbiyah dirinya, dengan
tarbiyah yang benar, jika tidak tahu hal hala, haram, kebenaran, kebatilan,
manhaj, dll. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab r.a berkata, “Ketahuilah, mencari
ilmu itu wajib dan ilmu itu menyembuhkan
hati yang sakit. Yang paling penting bagi seseorang ialah ia tahu agamanya.
Sebab, mengetahui dan mengamalkannya itu jalan masuk surge.”
Sarana keempat : Mengerjkan amalam-amalan iman
Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Mengerjakan ibadah-ibadah wajib seoptimal mungkin
2. Meningkatkan porsi ibadah-ibadah sunnah
3. Mengerjakan ibadah dzikir
Sarana kelima : memperhatikan aspek akhlak (moral)
Islam sangat peduli dengan aspek akhlak yang baik. Seluruh perintah,
larangan, ibadah, dan ketaatan islam membuahkan hasil positif, bagi jiwa dan
kehidupan manusia. Diantara hasil terbesar
akhlak terkait dengan hak Allah ta’ala ialah takwa kepada-Nya, takut dan
cinta kepada-Nya, serta sengang dengan-Nya. Hasil positifnya terkait dengan hak
manusia ialah berakhlak baik ketika bergaul dengan mereka dan berbuat baik
kepada mereka, karena agama adalah muamalah.
Sarana keenam : terlibat
dalam aktivitas dakwah
Terlibat dalam aktifitas dakwah adalah sarana Tarbiyah Dzatiyah yang
penting, karena Allah ta’ala menyebutkan di surat al-Ashr bahwa orang yang
tidak rugi di akhirat ialah orang-orang yang memiliki empat sifat. Yaitu
beriman kepada allah ta’ala, beramal shalih, saling berwasia dalam kebenaran,
dan saling berwasia untuk sabar.
Saran ketujuh : Mujahadah (jihad)
Orang muslim tahu betapa sulitnya merealisir Tarbiyah Dzatiyah
secara sempurna, kecuali jika ia memenuhi syarat-syarat yang diperlukan dan
menyiapakn kondisi-kondisi yang sesuai. Di antara syarat dan kondisi yang
paling penting untuk disiapkan ialah jihad melawan jiwa, hingga melaksanakn
kewajiban, meninggalkan maksiat, terbiasa mengerjakan ibadah-ibadah sunnah,
dekat dengan Allah ta’ala, dan merindukan akhirat. Sebab, upaya beristiqomah di
atas perintah-Nya dan mendapatkan kesucian sempurna itu penuh dengan kelelahan,
kesulitan, dan dihadang musuh-musuh.
Sarana kedelapan : Berdoa dengan jujur kepada Allah ta’ala
Ini merupakan hal yang penting, karena jika orang muslim tidak
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari Allah ta’ala, tidak punya semangat dan
tekad untuk mewujudkan keinginannya serta menolak hal-hal yang tidak
disukainya, maka ia tidak mungkin merealisir itu semua dengan kecerdasan dan
potensinya, kendati ia sangat hebat. Doa menjadi salah satu sarana Tarbiyah
Dzatiyah karena doa adalah permintaan seorang hamba kepada Tuhannya, pengakuan
ketidakberdayaan dan kemiskinan dirinya, pernyataaan tidak punya daya dan
kekuatan, serta penegasan tentang daya, kekuatan, kodrat, dan nikmat Allah
ta’ala.
Adapun hasil dari Tarbiyah Dzatiyah yaitu :
1. Mendapatkan ridha Allah ta’ala dan surga-Nya
2. Bahagia dan tentram
3. Dicintai dan diterima Allah
4. Sukses
5. Terjaga dari keburukan dan hal-hal tidak mengenakan
6. Keberkahan waktu dan harta
7. Sabar atas penderitaan dan kondisi
8. Jiwa merasa aman
No comments:
Post a Comment