Tuesday, March 18, 2014

TEGAR didalam DAKWAH by : Hajairin



Assalamualaikum warahmatullah wabarkatuh
          Alhamdulillah, wash-shalatu was-salamu ala Rasulullah wa ala alihi wa sahbihi wa man walah. Ashadu an la illaha illah wahduhu la syarikalahu wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa Rasulullah la nabyya ba’dah wa’ ba’du.
          Sesungguhnya dakwah adalah tugas yang aman mulia. Tugas warisan para nabi dan Rasul alaihimusalam. Allah menegaskan bahwa tidak ada perkataan yang lebih baik daripada menyeru kejalan Allah:
          “Siapakah yang lebih baik perkataanya daripada orang yang berdakwah kepada Allah, mengerjakan amal sholeh dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Fushilat: 33)
          Orientasi dakwah para rasul adalah takwa. Setiap rasul mengajak kaumnya agar bertaqwa kepada Allah. Dakwah menuju ketaqwaan tentu saja akan mendapat sambutan, baik dari orang yang menjaga kesucian fitrahnya, yang menghormati akalnya,  yang mempertahankan eksistensi kemanusiaannya, dan yang lebih penting lagi dari orang-orang yang menyadari saipa dirinya, dari manadan hendak kemana. Hanya orang-orang seperti itulah yang akan mengenal Allah yang maha pencipta dan mahakuasa. Orang-orang sperti itu pulalah yang akan merncintai dan memperjuangkan kebenaran yang bersumber dari nilai-nilai Rabbaniyah.
          Tapi jangan lupa, kendati banyak orang yang menyambut dakwah pada ketaqwaan, banyak pula komunitas yang menentangnya bahkan Al Qur’an mengatakan bahwa “sebagian besar umat manusia tidak mengetahuinya.” (Yusuf: 40).
          Komunitas yang menentang dakwah akan berusaha terus menerus menggagalkan dengan segala macam cara, baik dengan cara yang halus maupun cara yang kasar. Baik dengan bujukan, rayuan, iming-iming dan segala macam kesenangan duniawi; maupun dengan ancaman, tekanan, siksaan, dan tindak kekerasan lainnya. Para aktivis yang teguh, tegar dan istiqomah akan tetap  tsabat: tak terbujuk oleh rayuan dan tak mundur oleh ancaman. Sikap itulah yang dicontohkan imam seorang aktivis dakwah, yaitu Rasulullah SAW.
          Bukankah beliau dengan tegas menjawab salah seorang Quraisy yang akan mengangkat belaiu jadi raja, atau dijadikan orang terkaya, atau menyuplai dengan wanita-wanita cantik asalkan bersedia menghentikan dakwahnya, tapi Rasulullah menjawab, “paman, demi  Allah. Kalaupun mereka meletakan matahari di tangan kananku dan melatakan rembulan ditangpkiriku,  dengan maksud supaya aku meninggalkan tugasku ini; sungguh tidak akan aku tinggalkan, biar nanti Allah yang akan membuktikan kemenangan itu ditanganku, atau aku binasa karenanya.” Itulah jawaban kontan yang memberikan peluang kepada musuh-musuh Allah untuk melakukan tawar-menawar (bargaining).
          Rasulullah SAW dan para sahabat R.a tidak pernah berhenti dan mundur dalam berdakwah karena mendapatkan tantangan dan hambatan. Bentuk tekanan, siksaan dan tindak kekerasan apalagi yang belum pernah dirasakan oleh Rasulullah dan para sahabat beliau? Tetapi mereka tetap tegar, konsisten, istiqomah, tsabat, karena itulah salah satu unsur kemenangan seperti yang di firmankan Allah subhanah wata’ ala “hai orang-orang yang beriman,  apabila kamu memerangi musuh,   maka berteguh hatilah kamu… (Al Anfal: 45).
          Sebelum menghadapi kendala eksternal seperti yang disebutkan diatas, seoarang aktivis harus sudah tuntas permasalahan internalnya, baik berupa persiapan pengetahuan dan wawasan yang baik, stamina fisik yang kuat, kekeuatan rohani yang baik, masalah keluarga, masalah ekonomi. Dan hal ini bisa berdampak dalam dakwah apabila hal ini saja belum selasai, bukankah faqidusy syai- la yu’tihi- orang yang berpunya tidak bisa memberi.
          Ayyuhal ihkwah wahai para aktivis dakwah, ditangan kitalah harapan islam diletakan. Harapan agar islam menampakan jati dirinya sebagai rahmat bagi semesta alam. Harapan agar islam menjadi kenyataan keseharian ditengah kehidupan masyarakat, tanpa ada fitnah dalam agama. Harapan agar islam memimpin peradaban. Untuk itulah dakwah terus kita lakukan, untuk itulah kebenaran terus kita perjuangkan, untuk itulah perjuangan senantiasa kita tunaikan. Hanya yang mampu tegar dijalan dakwah, akan dapat merasakan kenikmatan perjuangan. Berbagai hambatan dirasakan sebagai kenikmatan dalam beraktivitas, menambah dinamika pergerakan. Mereka tidak gentar menghadapi tantangan, sebab telah diyakini bahwa Allah akan menolong aktivis dijalannya. Bisa jadi mereka tak punya apa-apa, namun mereka paham bahwa mereka masih memiliki Allah dalam dada mereka.
          Hanya yang mampu yang mampu tegar dijalan dakwah, akan mendapat kemuliaan (izzah). Hanya mereka yang tegar dijalan dakwah yang memiliki optimisme dalam perjuangan, sesuatu yangamat mahal saat ini. Terlalu banyak kaum muslimin yang pesimis terhadap masa depannya sendiri. Ia tidak memahami bahwa masa depan pasti ditangan islam. Perasaan cemas dan serba khawatir akan senantiasa menghantui orang-orang yang terlibat dalam gerakan dakwah islam. Inilah saat yang tepat, untuk mengabadikan diri kita secara total kepada Allah dalam sebuah gerakan perjuangan mengemban misi-misi islam. Waktu akan terus berjalan, tanpa peduli, menggilas dan meninggalkan mereka yang masih suka bersantai menyibukan diri dalam kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat bagi kehidupan abadinya. Jadilah kader yang senantias jaga, tidak lalai dan lengah. Allah berfirman  ” laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagan dan tidak (pula) jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sholat, dan dari membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.” (An-Nur: 37)
          Saatnya telah tiba, memperbaiki persiapan-persiapan, kemudian melangkah secara pasti dimedan dakwah yang penuh tantangan. Raih masa depan yang gilang gemilang. Rajut peradaban yang berkilau cemerlang.
La tahzanu wala tahkafu. Innallaha ma’ana!
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar



     

No comments:

Post a Comment