Monday, December 16, 2013

Yuk, Sehat Dengan Shalat Dhuha

Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Setiap tulang dan persendian badanmu ada sedekahnya, setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap amar ma’ruf adalah sedekah, dan setiap nahi munkar adalah sedekah. Maka yang dapat mencukupi hal itu hanyalah dua raka’at yang dilakukannya dari sholat dhuha,” (HR. Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud).
Meraih sehat tidak hanya dengan cara berolahraga, tapi bisa diraih lewat beribadah, salah satunya dengan ibadah sholat dhuha. Rasulullah Saw bersabda “Shalat dhuha itu shalat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena mulai panas tempat berbaringnya.” (HR. Muslim).
Berdasarkan hadist tersebut waktu utama Shalat Dhuha adalah diakhirkan yaitu ketika matahari telah mulai menyengat, pasir mulai panas sehingga panasnya dirasakan oleh kaki anak-anak unta. Jika menurut kondisi di Indonesia antara pukul 10-11.00, atau lebih dari itu tapi hati-hati terhadap waktu haram yang muncul sekitar pukul 11.30 sesuai waktu dzuhurnya. Pada waktu-waktu tersebut tubuh memerlukan energi dan harus bersiap menghadapi strees yang menempa.
Oleh karena itu pada waktu-waktu tersebut kita membutuhkan peregangan untuk kesiapan kita menyongsong hari penuh tantangan. Caranya adalah dengan melaksanakan shalat Dhuha. Jika tidak memungkinkan dikerjakan pada waktu-waktu utama, shalat dhuha bisa dilakukan di awal sebelum melakukan aktivitas harian.
Apa hubungannya peregangan dengan shalat Dhuha? Rasulullah Saw menyebutkan peregangan dengan ungkapan santun yaitu “Hak dari tiap persendian”. Seperti yang diriwayatkan Buraidah r.a bahwa Rasulullah Saw bersabda “Dalam tubuh manusia terdapat 360 persendian dan ia wajib bersedekah untuk tiap persendiannya.” Para sahabat bertanya , “Siapa yang sanggup, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ludah dalam masjid yang dipendamnya atau sesuatu yang disingkirkannya dari jalan. Jika ia tidak mampu, maka dua rakaat Dhuha sudah mencukupinya” (H.r. Ahmad dan Abu Dawud).
Dr. Ebrahim Kazim, seorang dokter, peneliti, serta direktur dari Trinidad Islamic Academy menyatakan, “Repeated and regular movements of the body during prayers improve muscle tone and power, tendon strength, joint flexibility and the cardio-vascular reserve.” Gerakan teratur dari shalat menguatkan otot berserta tendonnya, sendi serta berefek luar biasa terhadap sistem kardiovaskular.
Itulah peregangan dan persiapan untuk menghadapi tantangan, tapi bedanya dengan olah raga biasa adalah: pahalanya yang luar biasa! Abu Darda’ r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla berfirman : “wahai anak adam, shalatlah untuk-ku empat rakaat dari awal hari, maka aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya” (shahih al-jami: 4339).
Selain sebagai peregangan untuk menyongsong hari yang penuh tantangan, Shalat Dhuaha mampu menghilangkan resiko stress yang timbul karena kesibukan yang kita lalui. Dengan melaksannakan Shalat Dhuha kita rehat sejenak dari segala aktifitas sehingga kita merasa rilek dan stres pun terhindarkan. Dr. Ibrahim Kazim menyatakan bahwa secara bersamaan, ketegangan di pikiran akan berkurang disebabkan komponen spiritual saat sholat, dengan adanya sekresi enkefalin, endorphin, dinorfin dan semacamnya “Simultaneously, tention is relieved in the main due to the spiritual component, assisted by the secretion of enkephalins, endorphins, dynorphins, and others.”
Enkefalin dan endorphin merupakan zat sejenis morfin, termasuk opiat. Efek keduanya tidak berbeda dengan opiat lainnya. Zat semacam ini meredakan ketegangan. Bedanya, enkefalin dan endorphin merupakan zat alami yang diproduksi oleh tubuh, sehingga lebih bermanfaat dan terkontrol. Jika morfin non-alami bisa memberi rasa tenang dan senang namun kemudian ketagihan dan memberikan efek negatif bagi tubuh, maka endorphin dan enkefalin tidak. Zat ini memberi rasa tenang, rileks, bahagia, lega secara alami. Hasilnya, seseorang tampak jauh lebih pede, optimis, hangat dan menyenangkan.
Marilah kita amalkan Shalat Dhuha sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah Swt dan rasakan manfaatnya yang luar biasa bagi kesehatan! [islampos]

Friday, December 13, 2013

Cara Kanan Memberlakukan Uang




Islamedia - Anda ingin beruang? Maksud saya, punya banyak uang, baik dan berkah?  Ada caranya. Murah dan mudah, namun agak tidak lumrah.  Yang utama adalah mengubah "cara pandang" kita tentang uang. 

Anggaplah uang itu “hidup”, bisa berteman dan bersosialisasi sebagaimana kita. Dan perlakukan dia dengan baik. 


Jika uang sedang “istirahat” di dompet kita, atur dia yang baik. Luruskan dan rapikan, seperti petugas bank memperlakukannya. Uang seratus ribu disatukan dengan seratus ribu, dan lima puluh ribu dengan lima puluh ribu. Angka dengan angka, gambar dengan gambar, dan kepala dengan kepala. 

Jika kita memperlakukan uang seperti itu, maka dia akan merasa nyaman, senang dan bahagia di dompet kita. Dia kerasan. Jika kita membelanjakannya, dia akan woro-woro, membuat pengumuman kepada teman-temannya sesama uang besar.  Tidak itu saja, dia juga akan mempengaruhi dan mengajak teman-temannya, uang seratus dan lima puluh ribu, untuk mampir ke dompet kita. Dia akan promosi bahwa dompet kita adalah rumah yang aman, nyaman, yang  full AC dan full audio. Kulkas juga ada. Makanya, pastikan uang di dompet kita cuma cepek dan goban, dua pecahan rupiah terbesar. 

Kenapa? Karena umumnya uang cepek bersahabat  baik dengan cepek, dan uang goban suka ber-soulmate dengan goban. So yang akan mereka ajak juga uang besar. Kalau kita menyimpan uang seribu dan coin, dia juga akan mengajak sesama uang receh. Bahaya. Dompet kita bisa penuh tapi cuma isi uang seribu dan coin

Trus, bagaimana dengan  pecahan dua puluh ribu rupiah ke bawah? Gampang. Berapapun itu, taruh di laci mobil atau saku. Jangan di dompet. Itu untuk jatah sedekah kepada pengemis dan pengamen. Juga untuk uang parkir dan bayar tol. Sedekah kok uang receh? Siapa bilang?! Karena uang di dompet kita hanya bilangan seratus dan lima puluh ribu, maka ketika shalat di masjid, bertemu cleaning service, room boy atau tergerak sewaktu-waktu kepada orang yang membutuhkan di jalan, sedekahnya pasti minimal lima puluh rebu! Mosok laci mobil mau dibawa kemana-mana? Yang bener ajja.

Jangan sekali-sekali menyimpan uang di dompet secara berantakan dan campur baur. Kaki disatukan dengan kepala, gambar dengan angka, seratus ribu dengan seribu dan dua ribu. Bisa pusing dia. Mengamuk. Jika keluar dompet, dia tidak mau kembali lagi kepada kita. Kapok.

Jika dompet kita sedang kosong blong alias tongpes, tenang saja. Tetap santai. Cool, calm and confidence. Bayangkan saja, kita sedang hadir di acara jamuan makan atau resepsi  sebagai undangan VVIP.  Di meja kita ada lima orang,dan semua diberi minuman segelas penuh. Diantara lima orang itu ada satu orang yang sudah minum habis, yaitu kita.  Yang lain masih penuh, belum diminum sama sekali. Kemudian lewatlah seorang pelayan cantik di depan meja kita. Begitu sang pelayan melihat meja kita, dia menawari minuman tambahan. Pertanyaannya: Siapa yg ditawari, yang gelasnya sudah habis atau yang masih penuh? Tentu saja yang sudah kosong. So, ketika dompet kita sedang kosong, pikirkan dan katakan kepada diri kita sendiri, “Sebentar lagi, pasti ada yang menawari uang”. 

Kalau mau kreatif sedikit, pas momentum yang tepat, misalnya ketika sedang bersua pengemis tua yang buta dan kelaparan, silakan curhat kepada Tuhan, “Ya Tuhan, kasihan sekali Pak Tua itu. Tapi, beginilah kalau saya tidak punya uang. Tidak kuasa membantunya. Oleh karena itu, Ya Tuhan. Berilah saya uang yang halal, baik dan melimpah, agar bisa membantu Pak Tua dan lebih sering berbagi kepada sesama".

Kalau mau lebih powerful, untuk memelihara diri agar rezeki lancar tiada henti, siapkan kota amal di dekat tempat tidur. Begitu bangun pagi, langsung take action sedekah minimal lima puluh ribu rupiah.  Soal distribusinya kepada fakir miskin, anak yatim, dan lain-lain, itu mudah. Bisa besuk, lusa, sepekan atau sebulan kemudian. Yang jelas itu uang sedekah, dan sudah bukan uang kita lagi.

Mohon agar selalu tetap diingat. Kita, manusia, adalah makhluk (ciptaan) Tuhan yang paling mulia. Manusia lebih mulia daripada jin dan syetan, hewan dan tumbuhan. Juga jauh lebih mulia daripada alam, gunung, laut dan batu. Dan uang itu bukan ciptaan Tuhan, tapi ciptaan manusia. Tentulah derajat ciptaan manusia jauh lebih rendah daripada ciptaan Tuhan. Maka, derajat uang itu juga jauh lebih rendah daripada batu dan besi. So, jangan pernah mau diperbudak uang. 

Tuhan (Khaliq) tidak membutuhkan manusia (makhluq), tapi manusialah yang membutuhkan Tuhan. Logikanya, manusia (pencipta) tidak membutuhkan uang (yang dicipta), tapi uanglah yang membutuhkan manusia.  Maka jangan tempatkan uang di hati, tapi di tangan. Dan jangan jadikan uang sebagai tujuan, tapi sekedar sarana. Sarana untuk berbuat baik: untuk zakat, sedekah, qurban, memberi nafkah kepada keluarga, dan lain-lain kebajikan. Wallaahu a’lam.[Yahya Amin/Islamedia]

Credit : Islamedia.web.id

Sunday, December 8, 2013

Resensi Buku "Breaking The Time"



Judul buku      : Breaking The Time
Penulis             : Satria Hadi Lubis
            Bismillahirrahmanirrahim pada kesempatan kali ini saya akan mencoba mengulas buku ‘Breaking The Time’ karya Satria Hadi Lubis. Buku ini menjelaskan Kiat memaksimalkan keterbatasan waktuagar hidup lebih dahsyat. Dalam buku ini ada pendahuluan yang menjelaskan pengantar dan siapa yang cocok membaca buku ini. Kalian yang katanya sibuk dan susah mengatur waktu pasti cocok sekali baca buku ini. Dalam buku ini juga ada lima BAB yang menjelaskan bagaimana kita bisa mengatur waktu nantinya secara spesifik.
             Pada Bab pertama dalam tahapan manajemen waktu adalah membuat misi. Misi menunjukkan siapa kita dan untuk apa kita berbuat di dunia. Dalam dunia bisnis ada misi yang ingin dicapai,tentu setiap manusia pun ada. Ketika misi digunakan dalam lingkup perseorangan , misi berarti kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya oleh seseorang. Misi juga merupakan asas dari setiap pribadi. Misi ada yang negative dan positif. Misi hidup positif adalah misi hidup yang luhur. Misi yang dipengaruhi oleh nilai-nilai prinsip seperti kebaikan, kejujuran, keadilan, kedamaian, kesejahteraan,kesetiaan, keselamatan, ketentraman, dan kebahagiaan. Sebaliknya misi negative dipengaruhi nilai-nilai yang hedonis ,semu seperti kedustaan, kelicikan, kezhaliman, kesewenangan, kejahatan, kekikiran, keegoisan, dan ketidaksetiaan. Ada beberapa cirri misi yaitu; luhur, fleksibel, menarik, spiritual, jelas, dan singkat. Lalu ada beberapa cara membuat misi dengan menjawab enam pertanyaan unsur misi. Setelah menjawab pertanyaan tersebut digabungkan menjadi kalimat yang singkat dan jelas. Contoh ada di buku ini dengan jelas digambarkan.
            Pada Bab dua dalam tahapan manajemen waktu adalah menentukan peran. Ketika punya misi sangat rugi jika tidak diaplikasikan. Ketika mengaplikasikan misi, kita mengaplikasikannya dalam berbagai peran hidup kita. Peran adalah posisi atau kedudukan dimana seseorang diharapkan melakukan perilaku tertentu. Dalam kehidupan ini banyak orang yang punya bermacam-macam peran. Ada peran yang utama dan juga pembantu. Karena itu butuh yang namanya keseimbangan antar peran. Untuk itu kita perlu menciptakan sinergi antar peran untuk menghemat banyak waktu dan tenaga. Ada dua langkah untuk menentukan peran. Pertama kita harus menginventarisasi peran kita yang ada selama ini. Tidak ada patokan jumlahnya karena setiap orang berbeda. Kemudian yang kedua setelah peran kita terdata maka langkah kita adalah menyeleksinya. Ada dua tahapan seleksi. Yang pertama dengan menyisihkan peran yang tidak sesuai dengan misi hidup. Yang kedua dengan mengelompokkan peran sejenis. Contoh-contohnya sangat jelas di buku, anda harus berani dalam menyisihkan peran yang tidak sesuai dan menggabungkan peran sejenis.
            Pada Bab tiga dalam tahapan manajemen waktu adalah membuat visi peran.  Setelah punya peran kita diajak bermimpi. Kita bermimpi tentang masa depan nantinya yang sesuai misi hidup kita. Buatlah visi yang menggairahkan hidup anda,bukan sekedar ikut-ikutan, atau berilusi, atau hanya memikirkan esok hari. Ada enam cirri-ciri visi yang baik; 1. Terukur 2. Fleksibel 3. Terjangkau 4. Menarik 5. Jelas 6. Singkat . jika visi sudah dibuat maka kita harus berlatih untuk memvisualisasikannya. Cara untuk melatih membuat visi dengan membayangkan dengan mata terpejam selama satu menit: sebuah gambar mengenai anda yang sukses; sebuah gambar mengenai anda yang berbahagia, santai, dan puas; sebuah gambar mengenai anda sepuluh tahun mendatang; sebuah gambar mengenai anda yang lebih berat atau ringan 10 Kg; sebuah gambar mengenai anda yang mempunyai banyak uang di bank; dsb. Berikut ada beberapa langkah membuat visi peran: 1. Menciptakan visi besar 2. Menciptakan visi peran anda 3. Letakkan di tempat yang mudah dilihat atau mudah dibawa-bawa. Tiga langkah ini berawal dari mimpi besar kita sesuai misi hidup lalu ditulis visi kita tiap perannya seperti apa sehingga mudah dievaluasi. Kemudian jika sudah tertulis maka letakkan di tempat yang mudah terlihat seperti kamar atau yang mudah dibawa seperti dompet. Di dalam buku ini ada contoh secara gambar bagaimana visi peran ini.
            Pada Bab empat dalam tahapan manajemen waktu adalah membuat rencana pekanan. Setelah membuat visi peran kita perlu merealisasikannya. Itu bisa dilakukan dengan mengevaluasi tiap pekan. Sebelum membuat rencana itu kita perlu tahu tiga sifat waktu: 1. Waktu tidak dapat diganti 2. Waktu dapat melenakan 3. Waktu adalah momen . di Bab ini dijelaskan beberapa dampak pengaturan waktu yang buruk. Itu terjadi karena kita tidak bisa mengatur keseimbangan misi dan visi peran kita. Di Bab ini juga ada penjelasan terkait matriks manajemen waktu yang bisa membantu kita untuk memahami apakah aktivitas ini sesuai dengan visi peran. Jika dicermati kuadran waktu terbaik adalah kuadran II yang bisa membuat kita menjalani misi hidup dan dapat menjalankan peran dengan baik. Lihat saja di bukunya ya. Sedang di kuadran IV adalah yang memungkinkan fleksibilitas dan peluang. Setelah mengetahui matriks manajemen waktu langsung beranjak ke lembar kerja pekanan. Di buku dijelaskan secara detail pembuatannya.
            Pada Bab lima dalam tahapan manajemen waktu adalah membuat rencana harian. Bencana mengatur waktu itu berawal dari tidak adanya rencana harian. Karena dengan tidak adanya rencana berpeluang untuk terjadinya penundaan. Dengan seringnya menunda pekerjaan maka pekerjaan akan menumpuk di kemudian hari pada satu waktu. Salah satu solusi adalah dengan membuat rencana harian sesuai dengan peran hidup dan rencana pekanan yang sudah dibuat. Di buku ada beberapa kiat untuk mengatasi kebiasaan buruk menunda. Ada sebelas kiat yang luar biasa yang bisa diaplikasikan. Setelah mengisi lembar pekanan maka kita perlu menulis rencana harian untuk merincikannya kembali di lembar yang baru. Di buku ini ada contoh lembar harian sehingga bisa membantu dalam pembuatannya. Ada lima langkah dalam menyusun rencana harian: 1. Jabarkan apa yang akan anda kerjakan hari ini 2. Tulis perkiraan waktu untuk mengerjakannya 3. Urutkan pekerjaan anda setiap hari dengan cara member nomor urut 4. Biarkan ada waktu luang dalam lembar waktu harian anda untuk member peluang melakukan aktivitas mendadak dan spontan 5. Isi lembar harian itu setiap hari.
            Tulisan ini hanyalah sebagian kecil dari buku yang luar biasa. Jika sudah membaca tulisan ini segera pinjam bukunya dan praktekkan di kehidupan nyata. Semoga waktu-waktu kita nantinya bisa dimanfaatkan dengan baik dan bisa menjadi lebih produktif dalam beraktivitas.

By : Hasan

Wednesday, December 4, 2013

Hukum Komsumsi Ikan Lele Pemakan Kotoran Manusia




Assalamualakum wr.wb.
Semoga Ustadz selalu dalam lindungan Allah S.W.T.amin…
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas jawaban dari pertanyaan saya.
Ustadz Sigit, di kampung saya ada seorang tetangga yang memelihara ikan lele, tapi diatas kolam ikan lele tersebut ada kakusnya (tempat buang air besar), jadi secara otomatis ikan-ikan lele itu mengkonsumsi hasil buang air besar orang tersebut.
Yang ingin saya tanyakan, Apakah hukum kehalalan ikan lele tersebut berubah menjadi haram karena mengkonsumsi najis (hasil buang air besar)? Lalu bagaimana pula hukum menjual ikan lele tersebut?
Atas jawaban dan penjelasan dari Ustadz, sekali lagi saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum wr. wb.
Waalaikumussalam Wr Wb
Jika dilihat dari jenis makanannya maka ikan lele yang anda maksudkan itu termasuk didalam kategori jallalah, yaitu binatang yang memakan kotoran. Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Nabi saw melarang dari memakan daging binatang jallalah dan juga susunya.” (HR. Abu Daud)
Al Khottobi mengatakan bahwa manusia telah berbeda pendapat tentang memakan daging dan susu binatang jallalah. Para ulama Syafi’i dan Ahmad bin Hambal mengatakan bahwa ia tidak boleh dimakan sehingga dikurung selama beberapa hari yang diberi makan dengan makanan yang suci dan apabila dagingnya sudah baik maka tidak apa-apa untuk dimakan.
Diriwayatkan didalam sebuah hadits bahwa sapi dikurung dan diberi makan dengan makanan yang suci selama 40 hari kemudian boleh dimakan dagingnya. Ibnu Umar pernah mengatakan bahwa ayam dikurung selama tiga hari kemudian disembelih.
Sedangkan Ishaq bin Rohuyah mengatakan tidak masalah dagingnya (jallalah) dimakan setelah dicuci bersih. Al Hasan al Bashri tidak melihat ada masalah tentang makan daging jallalah, begitu pula dengan Malik bin Anas. Ibnu Ruslan didalam “Syarh as Sunan” bahwa tidak ada batasan waktu tertentu dalam pengurungan jallalah, sebagian ada yang berpendapat terhadap onta dan sapi adalah 40 hari sedangkan kambing 7 hari, ayam 3 hari dan inilah pilihannya dalam kitab al Muhadzab wa at Tahrir. (Aunul Ma’bud juz X hal 187)
Para ulama yang memakruhkan dan tidak membolehkan memakan daging jallalah bersepakat membolehkan makan daging tersebut setelah binatang itu dikurung dalam batas waktu tertentu dan diberi makan dengan makanan yang baik sehingga daging itu menjadi baik kembali. Hal itu dikarenakan yang menjadi sebab tidak dibolehkannya adalah adanya perubahan pada dagingnya dan ketika sebab itu hilang dengan dikurung maka binatang itu tidak disebut lagi dengan jallalah.
Adapun apabila binatang itu tidak dikurung terlebih dahulu maka pendapat yang kuat—wallahu a’lam—adalah makruh dimakan dagingnya, makruh pula telur, susu atau menaikinya tanpa menggunakan alas duduk. Pendapat ini dipilih oleh al Khottobi terhadap hadits Ibnu Abbas bahwa Nabi saw melarang dari meminum susu jallalah.” Diriwayatkan oleh Abu Daud dan an Nasai dengan mengatakan,’makruh memakan daging dan susunya demi kebersihan dan kesucian.’—Ma’alimus Sunan juz V hal 306. (www.islamweb.net)
Pendapat yang bisa dipakai untuk menguatkan hal ini adalah apa yang dikatakan oleh Imam Malik bahwa kotoran yang dimakan oleh binatang jallalah tersebut telah berubah menjadi dagingnya sebagaimana darah yang berubah menjadi daging. Pernyataan ini seolah-olah mengatakan bahwa kotoran yang dimakan tersebut tidaklah ada pengaruhnya sama sekali terhadap bau maupun rasa dari daging binatang tersebut.
Dengan demikian diperbolehkan menjualnya baik sebelum maupun setelah dikurung dan diberikan makanan yang baik. Akan tetapi menjualnya setelah dikurung lebih baik daripada sebelum dikurung demi menjaga kebersihan dari dagingnya tersebut.
Wallahu A’lam
Ustadz Sigit Pranowo, Lc
Bila ingin memiliki  karya beliau dari  kumpulan jawaban jawaban dari Ustadz Sigit Pranowo LC di Rubrik Ustadz Menjawab , silahkan kunjungi link ini :
Resensi Buku : Fiqh Kontemporer yang membahas 100 Solusi Masalah Kehidupan…

Credit : eramuslim.com