RESUME
BUKU ISTI’AB, Menigkatkan Kapasitas Rekrutmen Dakwah
PENGARANG: Fathi Yakan
PENERBIT : Robbani Press
Tahun pertama terbit
(asli): 1983 M
ISTIA’B DALAM DAKWAH DAN DA’I
§ Isti’ab (daya tampung) adalah kemampuan da’i untuk menarik
objek dakwahnya(mad’u) dan merekrut mereka dengan segala perbedaan intelekual,
kejiwaan, status sosial, dan lain sebagainya. Atau dengan kata lain isti’ab
merupakan kemampuan individu, kelayakan akhlak, sifat keimanan, dan karunia
Ilahiyah yang membantu para da’i dan menjadikan mereka mercu suar dan poros
bagi masyarakat, sehingga mereka senantiasa berputar dan berkerumun
disekitarnya.
§ Tingkat kemampuan dalam isti’ab ini ibarat tingkat kemampuan
bejana. Sebuah bejana ada yang mampu menampung lebih banyak dibanding ratusan
bejana yang lain. Sebagaimana ada seseorang da’i yang mampu menampung dan
mendekati orang-orang yang tidak mampu ditampung dan didekati oleh ratusan da’i
lainnya.
§ Isti’ab eksternal adalah penguasaan terhadap
orang-orang yang berada di luar dakwah, di luar organisasi. Istia’b internal adalah penguasaan
terhadap orang-oang yang berada di dalam organisasi. Isti’ab eksternal bagaikan
produsen yang membeli bahan baku. Sedangkan isti’ab internal ibarat proses
produksi.
§ Isti’ab eksternal
Beberapa tuntutan yang
harus dipenuhi para da’i dalam proses isti’ab dan rekrutmen. Diantaranya:
1.
Kepahaman tentang agama
Seorang da’i senantiasa akan ditanya tentang
berbagai hal, karena itu apakah ia akan menjawab dengan pendapatnya sendiri
ataukah menjawab dengan islam yang telah dipahaminya? Jika tidak mengerti
islam, apakah ia layak menjadi pemimpin bagi masyarakat Muslim? Mungkinkah ia
melaksanakan syari’at, tanpa memiliki pengetahuan tentang syariat.
“katakanlah:
adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat mmenerima pelajaran”
Q.S 39:9
Dalil lainnya: Q.S 45:18; Q.S 24:40
2.
Keteladanan yang Baik
“mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan)
kebajikan, sedang kamu melupakan diri(kewajiban)mu sendiri, padahal kamu
membaca Al Kitab(Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?” Q.S 2:44
Dalil lainnya: Q.S 42:15; Q.S 61:2-3; Q.S 24:40
3.
Kesabaran
“dan mintalah pertolngan kepada Allah dengan
sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali
bagi orang-orang yang beriman” Q.S 2:45
Dalil lainnya: Q.S 20:130; Q.S 22:34-35; Q.S
2:153; Q.S 2:155; Q.S 39:10; Q.S 32:24;
Dari Ibnu Musayyab r.a, ia berkata: “ketika
Rasulullah saw sedang duduk bersama para sahabatnya, ada seorang lelaki yang
menyakiti Abu Bakar, tetapi Abu Bakar diam saja. Kemudian orang itu
menyakitinya lagi, tetapi Abu Bakar tetap dia saja. Kemudia oran itu
menyakitiinya untuk yang ketiga kalinya lalu Abu Bakar pun membalasnya.
Menyaksikan hal ini, Rasulullah pun bangkit, lalu Abu Bakar bertanya: “apakah
engkau mendapati aku telah bersalah wahai Rasulullah?” Rasulullah bersabda:“
malaikat turun dari langit mendustakan apa yang dikatakan oleh orang itu. Tetapi
ketika kamu membalasnya maka malaikat itupun pergi dan setan pun duduk. Karena
itu, aku tidak suka duduk bersama setan.” (H.R Abu Dawud)
4.
Santun dan Lemah Lembut
“maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu
berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka,dan bermusyawarahlah dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal.” Q.S
3:159
Dalil lainnya: Q.S 41:34; Q.S 3:134; Q.S 25:63;
“Sesungguhnya Allah mencintai kelembutan dalam
segala hal.” H.R Muslim
5.
Memudahkan bukan Mempersulit
“seorang Arab Badui kencing di masjid, kemudian
orang-orang yang ada di masjid langsung bangkit dan berusaha menangkapnya.
Rasulullah lalu bersabda: biarkan ia dan siramkan seember air pada bekas
kencing tersebut, karena kalian hanya diperintahkan mempermudah, bukan
mempersulit” H.R Bukhari
6.
Tawadhu’ dan Merendahkan Sayap
“sesungguhnya oarang yang paling aku cintai
adalah orang yang paling baik akhlaqnya, yang merendahkan sayap, yang mau
menghimpun dan dihimpun. Sedangkan orang yang paling aku benci adalah orang
yang mengadu domba, yang memecah belah orang-orang yang saling mencintai,
danmemcari-cari aib orang yang tdak berdosa.” H.R Thabrani
“tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam
hatinya terdapat sedikit kesombongan.” H.R Muslim
7.
Muka Berseri-seri dan Perkataan yang Baik
“...serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada
manusia...” Q.S 2:83
Dalil lainnya: Q.S 17:53; Q.S 33:70; Q.S 22:24;
Q.S 16:125; Q.S 20:44
“janganlah kalian memandang remeh kebaikan
sedikit pun, meski kebaikan itu hanya berupa wajah yang berseri ketika bertemu
dengan saudara kalian.” H.R Muslim
8.
Dermawan dan Berinfaq kepada Orang Lain
a.
Islam mewajibkan memuliakan tamu
b.
Memberi hadiah kepada orang lain
c.
Semua keutamaan yang diperintahkan Allah menuntut
kedermawanan.
“orang
yang dermawan dekat dengan Allah dan dekat dengan surga, dekat dengan manusia
dan jauh dari api neraka. Sedang orang yang bakhil jauh dari Allah, jauh dari
surga, jauh dari manusia, dan dekat dengan neraka. Orang yang jahil tapi
dermawan lebih dicintai Allah daripada orang yang banyak ibadahnya tapi
bakhil.” H.R Tirmidzi
9.
Melayani Orang Lain dan Membantu Keperluan Mereka
“seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang
lain,tidak mendzaliminya dan tidak
membiarkannya. Barang siapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan
memenuhi kebutuhannya, barang siapa yang mengeluarkan seorang muslim dari
kesusahan (di dunia) maka Allah akan
mengeluarkannya dari kesusahan hari kiamat dan barang siapa yang
menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat.”
H.R Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud
No comments:
Post a Comment