Penulis : Ippho
santoso – andalus - Khalifah
Mulailah dengan yang kanan.
Para ahli yang mulai meneliti sejak
1930-an percaya bahwa otak kiri adalah otak rasional, yang erat kaitannya
dengan kecerdasan intelektual (IQ), lebih bersifat logis, aritmatik, verbal,
segmental, focus, serial (linier), mencari perbedaan, dan bergantung waktu.
Sementara itu , otk kanan adalah otak emosional, (EQ), bersifat intuitif, spasial, visual, holistic, difus, parallel
(literal), mencari persamaan, dan tidak tergantung waktu.
Oleh
karena itu, otak kanan bisa mencuatkan empati, keramahan, keikhlasan, syukur,
dan pemaknaan hidup. Selain itu, kreativitas, gurauan, penceritaan, dan kiasan,
imajinasi, visi, intuisi, dan sintesis yang tidak dimiliki oleh otak kiri.
Ketahuilah,
termminologi lain untuk visi adalah niat. Pasti kita masih ingat dengan pernyataan,
“ mulailah dengan yang kanan”. Nah, itu semua kait mengait dengan pernyataan, “
mulailah dengan niat.”
Setiap orang adalah pemimpin. dalam
sabda nabi Muhammad “ Setiap manusia adalah pemimpin.” Itu artinya.” setiap
orang adalah teladan. Karena kami percaya sepenuhnya, kepemipinan yang baik
hanya dapat dicapai melalui keteladan yang baik. Tidak perlu dipertikaian lagi,
dengan sinsetis dan metode duplikasi, Sang Nabi adalah teladan yang tiada
duanya.
Berdaganglah engkau karena 9 dari
10 bagian kehidupan adalah berdagang. Dalam al – Quran
dijelaskan bahwa Allah tidak akan mengubah nasib satu kaum, sebelum kaum itu
mengubah nasibnya sendiri. Disampaikan juga di ayat lain bahwa tiada yang
manusia dapatkan, kecuali apa yang ia usahakan. Itu artinya. Manusia diizinkan
dan dimampukan oleh Allah untuk memperbaiki keadaan, termasuk menjadi pribadi
yang mandiri.
Islam
sangat identik dengan dunia entrepreneurship.
Bukankah begitu ? Ironisnya, Muslim Indonesia sekarang jauh dari dunia entrepreneurship. Padahal, dengan
menjadi entrepreneur, Selain lebih
mandiri secara ekonomi, kita juga lebih mudah untuk membantu sesame, mencati
ilmu, dan beribadah.
Kekayaan tidak membawa mudharat
bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT.
Itulah salah satu pesan penting Sang Nabi. Kenapa? Karena kekayaan dapat
memudahkan kita dalam beribadah. Sebaliknya kemiskinan itu dapat mendekatkan
kita dengan kekufuran. Misalnya, untuk berjihad, bersedekah, berzakat, berhaji,
berumrah, menafkahi keluarga, mencukupkan kebutuhan ahli waris, mencari
guru-guru ( mursyid), menuntut ilmu, menegakkan ekonomi syariah, membangun
sarana umat, dan meningkatkan bargaining
position umat.
Contoh
diambil dari kehidupan Nabi Muhammad SAW yang hidup dengan kekayaan tapi beliau tetap hidup bersahaja. Alih-alih
bermewah-mewahan, ia malah memanfaatkan hampir seluruh hartanya untuk tujuan
jihad dan sedekah. Dengan pola hidup sedemikian, ketika wafat beliau tiada
meninggalkan warisan, tiada pula meninggalkan utang.
Katakanlah kepada pihak yang engkau
ajak berjual-beli, tidak boleh menipu. Salah satu peringat
yang berbunyi “ Para saudagar akan dibangkitkan sebagai pelaku kejahatan pada
Hari Kebangkitan, kecuali mereka yang bertakwa kepada Allah dan berkata jujur.”
Manakala Al- Quran membingkainya dengan perumpamaan yang indah, yaitu
sempurnakn takaran dan luruskan timbangan.
Dan dalam gerak-gerik bisnis sehari-hari, siapapun akan mengamini
sepenuh hati bahwa kepercayaan memang tak ternilai harganya. Itu adalah akar
dari segala-segalanya. Tanpa kepercayaan cepat atau lambat entrepreneur akan
ditinggalkan oleh pelanggan-pelanggannya.
Barang siapa yang meras bahagia
jika dilebihkan umur daan rezekinya, hendaknya ia bersilaturahim. Kepercayaan
akan menciptakan silaturahim dan secara tidak langsung silaturahim akan
mendatangkan manfaat materi selain keberkahan. Tercantum pula dalam Al – Quran
“Kami jadikan engkau bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kamu mengenal.”
Sekali lagi, supaya saling mengenal untuk kesekian kalinya tautkan dan eratkan
silaturahim.
Sampaikanlah kabar gembira dan
jangan menakutkan-nakuti. Keberanian yang kami maksud adalah
untuk mencoba dan terus mencoba. Kerja keras dan menyempurnakan ikhtiar. Rupa-rupanya
tentang keberanian ini, jauh-jauh hari Allah telah melontarkan kalimat motivasi
di dalam Al – Quran, “ Mengapa engkau takut kepada selain Allah?” Keberanian mestilah
diiringi dengan kemahiran. Kerja keras mestilah diiringi dengan kerja cerdas.
Tanpanya, itu sama saja dengan jalan di tempat.
Karena tangan diatas adalah lebih
utama daripada tangan yang dibawah. Setiap manusia pasti
ingin berutung, tergantung dari segi apa keberuntungan yang diinginka
masing-masing manusia. Sesuatu itu dikatakan untung seandainya semakin tumbuh
bisnis kita, semakin tumbuh pula potensi kita. Sering kali manusia merasa kalau
mereka tidak dibekali potensi sama sekali. Padahal, mana mungkin begitu.
Dikutip dalam Al –Quran ,” Sesungguhnya telah kami jadikan manusia dalam
sebaik-baik bentuk.” Dilanjutkan pula dengan,”Engkau adalah umat yang terbaik.”
Setelah
menemui potensi maka berbagilah. Kutipan dari film Spiderman “Sesungguhnya
didalam kekuatan yang besar, tersimpan tanggung jawab yang besar.” Nah, jika seorang entrepreneur menerapkannya
dalam bisnis, maka jadilah ia spiritual
entrepreneur , dimana ia senantiasa menyebarkan kabar gembira dan
menebarkan manfaat, bukan sekedar cari untung.
Allah tidak akan berbelas kasih
kepada seseorang, apabila orang itu tidak mengasihi sesamanya. Educating
the customers, gathering the customers, expanding the market, improving self
performance, conducting bechmarking dan creting positive image adalah beberapa
manfaat mengapa seorang pengusaha itu harus bersahabat dengan pesaingnya.
Penutup. Beberapa
tips yang insyaAllah akan menambah bahkan melipatgandakan rezeki.
1. Gratitude DP.
Meletakkan syukur sebagai”uang muka”.
2. Entrepreneur prayer.
Menbiasakan “sholat bisnis”
3. Entrepreneur zikir.
Zikir secara otak kanan.
4. Spiritual FIFO.
Menyegerakan sedekah.
5. Spritual investment. Menperbanyak
sedekah.
6. Manajemen lemari baju.
Mengosongkan sepertiga isi lemari baju.
7. Manajemen kening.
Melapangkan kening, melapangkan rezeki.
8. Positivity triangle.
Berfikir positif ke tiga arah.
9. Competitor creation.
Menciptakan pesaing.
10. Multiplier and fulfillment.
Memastikan factor pengali dan factor pemenuhan.
Ringkasan dari utin
juli susanti