Menakut-nakuti seorang muslim dalam bercanda. Ada orang yang bercanda
dengan memakai sesuatu untuk menakut-nakuti temannya. Misalnya, seperti
memakai topeng yang menakutkan pada wajahnya, berteriak dalam kegelapan,
atau menyembunyikan barang milik temannya, atau yang sejenisnya.
Perbuatan seperti ini tidak dibolehkan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda: "Janganlah salah seorang dari kalian mengambil
barang milik saudaranya, baik bercanda maupun bersungguh-sungguh".
Pernah terjadi, ketika salah seorang sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam sedang tidur, datanglah seseorang lalu mengambil cambuknya, dan
menyembunyikannya. Pemilik cambuk itupun merasa takut. Sehingga
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak halal bagi
seorang muslim membuat takut muslim yang lain". Intinya, tidak boleh
menakuti-nakuti seorang muslim meskipun hanya untuk bercanda, terlebih
lagi jika dengan sungguh-sungguh. Berdusta saat bercanda. Banyak orang
yang dengan sesuka hatinya bercanda, tak segan berdusta dengan alasan
bercanda. Padahal berdusta dalam bercanda ini tidak dibolehkan.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku menjamin dengan
sebuah istana di bagian tepi surga bagi orang yang meninggalkan debat
meskipun ia berada di pihak yang benar, sebuah istana di bagian tengah
surga bagi orang yang meninggalkan dusta meski ia sedang bercanda, dan
istana di bagian atas surga bagi seorang yang memperbaiki akhlaknya".
credit : http://almanhaj.or.id/category/view/71/page/1
Monday, April 29, 2013
Adab Niat
Dari Abu Kabsyah al-Anmâri Radhiyallahu anhu, bahwa dia mendengar
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya dunia
itu untuk 4 orang: Hamba yang Allah Azza wa Jalla berikan rizqi
kepadanya berupa harta (dari jalan yang halal) dan ilmu (agama Islam),
kemudian dia bertaqwa kepada Rabbnya pada rizqi itu (harta dan ilmu),
dia berbuat baik kepada kerabatnya dengan rizqinya, dan dia mengetahui
hak bagi Allah Azza wa Jalla padanya. Maka hamba ini berada pada
kedudukan yang paling utama (di sisi Allah Azza wa Jalla ). Hamba yang
Allah Azza wa Jalla berikan rizqi kepadanya berupa ilmu, namun Dia tidak
memberikan rizqi berupa harta, dia memiliki niat yang baik. Dia
mengatakan: “Seandainya aku memiliki harta aku akan berbuat seperti
perbuatan si fulân (orang pertama yang melakukan kebaikan itu)”. Maka
dia (dibalas) dengan niatnya (yang baik), pahala keduanya (orang pertama
dan kedua) sama. Hamba yang Allah Azza wa Jalla berikan rizqi kepadanya
berupa harta, namun Dia tidak memberikan rizqi kepadanya berupa ilmu,
kemudian dia berbuat sembarangan dengan hartanya dengan tanpa ilmu.
Overview
Assalamu'alaikum wr.wb
Alhamdulillah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena pada akhirnya kami crew D2M (Divisi Dakwah Multimedia) bisa menyelesaikan blog ini dengan lancar.
Mudah-mudahan blog ini bisa memberikan manfaat lebih untuk kita semua dan maaf jika masih terdapat banyak kekurangan di dalam blog ini, karena kami hanyalah manusia biasa yang masih perlu banyak belajar.
Untuk itu kami harapkan saran dan kritiknya dari antum/atumna sekalian agar bisa sebagai motivasi kami utuk mengembangkan blog ini, baik dari segi visual maupun kandungan yang terdapat didalamnya.
Akhir kata wabillahi taufiq wa hidayah..
Wassalamu'alaikum wr.wb
ttd
D2M
Alhamdulillah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena pada akhirnya kami crew D2M (Divisi Dakwah Multimedia) bisa menyelesaikan blog ini dengan lancar.
Mudah-mudahan blog ini bisa memberikan manfaat lebih untuk kita semua dan maaf jika masih terdapat banyak kekurangan di dalam blog ini, karena kami hanyalah manusia biasa yang masih perlu banyak belajar.
Untuk itu kami harapkan saran dan kritiknya dari antum/atumna sekalian agar bisa sebagai motivasi kami utuk mengembangkan blog ini, baik dari segi visual maupun kandungan yang terdapat didalamnya.
Akhir kata wabillahi taufiq wa hidayah..
Wassalamu'alaikum wr.wb
ttd
D2M
Subscribe to:
Posts (Atom)