Monday, November 18, 2013

MUHAMMAD sebagai PENDAGANG








Penulis : Ippho santoso – andalus - Khalifah
Mulailah dengan yang kanan. Para ahli yang  mulai meneliti sejak 1930-an percaya bahwa otak kiri adalah otak rasional, yang erat kaitannya dengan kecerdasan intelektual (IQ), lebih bersifat logis, aritmatik, verbal, segmental, focus, serial (linier), mencari perbedaan, dan bergantung waktu. Sementara itu , otk kanan adalah otak emosional, (EQ), bersifat intuitif,  spasial, visual, holistic, difus, parallel (literal), mencari persamaan, dan tidak tergantung waktu.
Oleh karena itu, otak kanan bisa mencuatkan empati, keramahan, keikhlasan, syukur, dan pemaknaan hidup. Selain itu, kreativitas, gurauan, penceritaan, dan kiasan, imajinasi, visi, intuisi, dan sintesis yang tidak dimiliki oleh otak kiri.
Ketahuilah, termminologi lain untuk visi adalah niat. Pasti kita masih ingat dengan pernyataan, “ mulailah dengan yang kanan”. Nah, itu semua kait mengait dengan pernyataan, “ mulailah dengan niat.”
Setiap orang adalah pemimpin. dalam sabda nabi Muhammad “ Setiap manusia adalah pemimpin.” Itu artinya.” setiap orang adalah teladan. Karena kami percaya sepenuhnya, kepemipinan yang baik hanya dapat dicapai melalui keteladan yang baik. Tidak perlu dipertikaian lagi, dengan sinsetis dan metode duplikasi, Sang Nabi adalah teladan yang tiada duanya.
Berdaganglah engkau karena 9 dari 10 bagian kehidupan adalah berdagang. Dalam al – Quran dijelaskan bahwa Allah tidak akan mengubah nasib satu kaum, sebelum kaum itu mengubah nasibnya sendiri. Disampaikan juga di ayat lain bahwa tiada yang manusia dapatkan, kecuali apa yang ia usahakan. Itu artinya. Manusia diizinkan dan dimampukan oleh Allah untuk memperbaiki keadaan, termasuk menjadi pribadi yang mandiri.
Islam sangat identik dengan dunia entrepreneurship. Bukankah begitu ? Ironisnya, Muslim Indonesia sekarang jauh dari dunia entrepreneurship. Padahal, dengan menjadi entrepreneur, Selain lebih mandiri secara ekonomi, kita juga lebih mudah untuk membantu sesame, mencati ilmu, dan beribadah.
Kekayaan tidak membawa mudharat bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT. Itulah salah satu pesan penting Sang Nabi. Kenapa? Karena kekayaan dapat memudahkan kita dalam beribadah. Sebaliknya kemiskinan itu dapat mendekatkan kita dengan kekufuran. Misalnya, untuk berjihad, bersedekah, berzakat, berhaji, berumrah, menafkahi keluarga, mencukupkan kebutuhan ahli waris, mencari guru-guru ( mursyid), menuntut ilmu, menegakkan ekonomi syariah, membangun sarana umat, dan meningkatkan bargaining position umat.
Contoh diambil dari kehidupan Nabi Muhammad SAW yang hidup dengan kekayaan  tapi beliau tetap hidup bersahaja. Alih-alih bermewah-mewahan, ia malah memanfaatkan hampir seluruh hartanya untuk tujuan jihad dan sedekah. Dengan pola hidup sedemikian, ketika wafat beliau tiada meninggalkan warisan, tiada pula meninggalkan utang.
Katakanlah kepada pihak yang engkau ajak berjual-beli, tidak boleh menipu. Salah satu peringat yang berbunyi “ Para saudagar akan dibangkitkan sebagai pelaku kejahatan pada Hari Kebangkitan, kecuali mereka yang bertakwa kepada Allah dan berkata jujur.” Manakala Al- Quran membingkainya dengan perumpamaan yang indah, yaitu sempurnakn takaran dan luruskan timbangan.  Dan dalam gerak-gerik bisnis sehari-hari, siapapun akan mengamini sepenuh hati bahwa kepercayaan memang tak ternilai harganya. Itu adalah akar dari segala-segalanya. Tanpa kepercayaan cepat atau lambat entrepreneur akan ditinggalkan oleh pelanggan-pelanggannya.
Barang siapa yang meras bahagia jika dilebihkan umur daan rezekinya, hendaknya ia bersilaturahim. Kepercayaan akan menciptakan silaturahim dan secara tidak langsung silaturahim akan mendatangkan manfaat materi selain keberkahan. Tercantum pula dalam Al – Quran “Kami jadikan engkau bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kamu mengenal.” Sekali lagi, supaya saling mengenal untuk kesekian kalinya tautkan dan eratkan silaturahim.
Sampaikanlah kabar gembira dan jangan menakutkan-nakuti. Keberanian yang kami maksud adalah untuk mencoba dan terus mencoba. Kerja keras dan menyempurnakan ikhtiar. Rupa-rupanya tentang keberanian ini, jauh-jauh hari Allah telah melontarkan kalimat motivasi di dalam Al – Quran, “ Mengapa engkau takut kepada selain Allah?” Keberanian mestilah diiringi dengan kemahiran. Kerja keras mestilah diiringi dengan kerja cerdas. Tanpanya, itu sama saja dengan jalan di tempat.
Karena tangan diatas adalah lebih utama daripada tangan yang dibawah. Setiap manusia pasti ingin berutung, tergantung dari segi apa keberuntungan yang diinginka masing-masing manusia. Sesuatu itu dikatakan untung seandainya semakin tumbuh bisnis kita, semakin tumbuh pula potensi kita. Sering kali manusia merasa kalau mereka tidak dibekali potensi sama sekali. Padahal, mana mungkin begitu. Dikutip dalam Al –Quran ,” Sesungguhnya telah kami jadikan manusia dalam sebaik-baik bentuk.” Dilanjutkan pula dengan,”Engkau adalah umat yang terbaik.”
Setelah menemui potensi maka berbagilah. Kutipan dari film Spiderman “Sesungguhnya didalam kekuatan yang besar, tersimpan tanggung jawab yang besar.”  Nah, jika seorang entrepreneur menerapkannya dalam bisnis, maka jadilah ia spiritual entrepreneur , dimana ia senantiasa menyebarkan kabar gembira dan menebarkan manfaat, bukan sekedar cari untung.
Allah tidak akan berbelas kasih kepada seseorang, apabila orang itu tidak mengasihi sesamanya. Educating the customers, gathering the customers, expanding the market, improving self performance, conducting bechmarking dan creting positive image adalah beberapa manfaat mengapa seorang pengusaha itu harus bersahabat dengan pesaingnya.
Penutup. Beberapa tips yang insyaAllah akan menambah bahkan melipatgandakan rezeki.
1.      Gratitude DP. Meletakkan syukur sebagai”uang muka”.
2.      Entrepreneur prayer. Menbiasakan “sholat bisnis”
3.      Entrepreneur zikir. Zikir secara otak kanan.
4.      Spiritual FIFO. Menyegerakan sedekah.
5.      Spritual investment. Menperbanyak sedekah.
6.      Manajemen lemari baju. Mengosongkan sepertiga isi lemari baju.
7.      Manajemen kening. Melapangkan kening, melapangkan rezeki.
8.      Positivity triangle. Berfikir positif ke tiga arah.
9.      Competitor creation. Menciptakan pesaing.
10.  Multiplier and fulfillment. Memastikan factor pengali dan factor pemenuhan.

Ringkasan dari utin juli susanti